Indonesia Report 2009

indonesia report 2009Sejak tahun baru 2009, banyak pihak yang meramalkan bahwa tahun tersebut akan menjadi ‘tahun politik’, seiring digelarnya Pemilihan Umum. Namun, sedikit yang meramalkan bahwa ‘tahun politik’ ini akan menjadi begitu dramatis. Kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono yang mampu meraup 60 persen lebih suara –diawali dengan keunggulan Partai Demokrat dalam Pemilu Legislatif- membuat banyak pihak yakin bahwa kepemimpinan SBY dalam term kedua ini akan lebih kokoh dan efektif. Koalisi besar pendukung pemerintah pun mengiyakan pandangan ini. Kondisi ini berubah dalam waktu singkat, akibat kasus ‘Cicak vs Buaya’ muncul ke permukaan. Hingga peralihan ke tahun 2010, drama tersebut masih terus berlanjut.
Ada tiga alasan yang membuat tahun 2009 menjadi begitu penting. Pertama, tahun 2009 adalah tahun dimulainya periode kedua pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Pengelolaan masa-masa awal pemerintahan ini akan sangat berpengaruh pada jalannya pemerintahan selama lima tahun ke depan. Kedua, tahun 2009 merupakan tahun digelarnya Pemilihan Umum ketiga dalam masa demokrasi. Di berbagai belahan dunia, Pemilu ketiga adalah momentum kritis untuk menentukan apakah demokrasi akan mampu memberikan janji-janji kesejahteraan. Ketiga, pada tahun 2009 kita melihat bahwa teknologi jejaring sosial telah menciptakan cara baru keterlibatan masyarakat dalam demokrasi.
Indonesia Report 2009 merupakan laporan tahunan The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research mengenai situasi ekonomi, sosial, dan politik Indonesia pada tahun 2009. Di dalamnya terdapat delapan tulisan yang menganalisis topik-topik terpilih. Secara umum, analisis dalam kedelapan tulisan tersebut mencakup gambaran situasi, evaluasi dan rekomendasi kebijakan, serta prediksi tahun 2010.
Di bidang ekonomi, Indonesia Report 2009 menyajikan dua tulisan. Tulisan pertama membahas mengenai tahun 2010 sebagai tahun pemulihan ekonomi. Tulisan kedua memberikan perhatian khusus pada perkembangan pembangunan infrastruktur. Di bidang politik, terdapat empat tulisan. Pertama, potret pemberantasan korupsi yang digambarkan dalam kasus ”Cicak vs Buaya”. Kedua, potret 10 tahun otonomi daerah di Indonesia. Ketiga, Politik Indonesia 2009: Partai Politik, Pemilu, Koalisi Pemerintahan dan Prospek Demokrasi. Keempat, tulisan tentang Potret dan Kinerja Representasi DPR Baru (2009-2014). Terakhir, bidang sosial memiliki dua topik, yaitu mengenai pekerja migran dan mengenai kekerasan terhadap anak. Pemilihan kedelapan topik tersebut menekankan betapa pentingnya isu-isu yang dibahas. Kecakapan para pengambil kebijakan dan publik yang mengawalnya akan menentukan wajah Indonesia lima tahun ke depan. Dengan demikian, para pengambil kebijakan juga dapat menggunakan topik-topik tersebut sebagai alternatif fokus dan prioritas kebijakan di tahun 2010.
Akhirnya, semoga Indonesia Report 2009 dapat dimanfaatkan secara optimal oleh banyak pihak: pengambil kebijakan, dunia usaha, media massa, lembaga think tank internasional, dunia akademik, lembaga nonpemerintah, dan pihak-pihak lainnya. Selamat membaca.
Anies Baswedan
Direktur Eksekutif dan Riset
The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research

Komentar